Selasa, 16 Agustus 2016

Ada Rimpu di Bima

Rimpu adalah sarung yang digunakan wanita Bima sebagai kerudung untuk menutupi aurat mereka. Dengan kata lain rimpu adalah hijab/ kerudung. Kata ayah dan ibu saya yang memang berdarah asli Bima hampir semua wanita dewasa menggunakan rimpu jaman dulu wanita ini menggunakan rimpu dan nenek saya pun sempat bercerita kepada saya, bahwa ia juga menggunakan rimpu, sewaktu ia masih muda.....
Jika rimpu itu hijab, berarti rimpu ini merupakan budaya Arab? jelas tidak, rimpu bukanlah budaya Arab ataupun budaya Bima, rimpu tidak lain adalah suatu 'pakaian' yang digunakan  perempuan di Bima untuk menutup aurat sesuai dengan perintah Allah yang telah tertulis jelas di Qur'an. Mengapa wanita Bima menggunakan sarung, hal ini karena sarung adalah kain yang sangat sering diproduksi oleh masyarakat Bima (dengan tenun lo). Jadi itulah sebab hijab yg digunakan mereka terbuat dari sarung.
Loh kok orang Bima bisa mengerti hal tersebut (pakai hijab), bukannya Quran diturunin di tanah Arab? jauh amat sampai Bima
Ya karena penyebaran agama Islam masuk ke Bima, oleh Syekh Ali Murtadlo, Lah terus apa hubungannya dengan syekh Ali Murtadlo? nah begini, beliau bukanlah orang Indonesia, beliau lahir dari ayah yang berdarah Uzbekistan dari daerah Bukhara sana, sedangkan ibunya berasal dari negeri campa, Vietnam dan jika ditelisik lebih mendalam mengenai silsilah beliau, turunan beliau berasal dari negeri Arab (turunan Nabi Muhammad saw) Taktik beliau untuk menyebarkan Islam adalah dengan melalui kerajaan Bima, yang mana sebelumnya kerajaan Bima ini sangat erat dengan 'ke-Hindu-an'.  Seiring berjalannya waktu kerajaan Bima ini mulai menerima ajaran Islam, yang disebarkan Syekh Ali Murtadlo sehingga pada saat itu kerajaan Bima pun diubah menjadi kesultanan Bima. Sehingga masyarakat Bima pun mulai banyak yang mengenal Islam.

Nah sekarang sudah semakin jelas kan mengapa "budaya" rimpu alias hijab tersebut bisa sampai di Bima?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bakteri,virus,atau...... ?

mungkin saya hanya bisa tertawa di sini..  hanya dalam dunia maya saja... pemikiran seseorang memang layaknya seperti tupai,  melompat deng...